1.1 Perkembangan Teori Atom
Beberapa abad sebelum
masehi, para filsafat Yunani telah berpendapat mengenai materi. Democritus (464
SM) berpendapat bahwa materi bersifat diskontinu, artinya jika zat dibagi terus-menerus, maka akan diperoleh bagian
terkecil yang disebut atom (tidak dapat dibelah/dipecah lagi). Aristoteles (384
SM) berpendapat bahwa materi bersifat kontinu, artinya zat dapat dibagi terus-menerus sampai tidak
terhingga.
Konsep atom secara
ilmiah pertama kali dikemukakan oleh John Dalton (1803). Sejak itu dilakukan
berbagai penelitian untuk mengungkapkan atom. Berikut ini uraian tentang
model-model atom yang dikembangkan oleh para ilmuwan setelah Demokritus dan
model atom modern yang diyakini pada masa kini.
1.
Model
Atom Dalton
Kata
“atom” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidak dapat dipecah lagi. Pada
tahun 1803, John Dalton mengemukakan konsep atom dari berbagai hasil
eksperimennya dan dikenal sebagai teori atom Dalton. Teori atom Dalton
disimpulkan sebagai berikut:
a. Unsur tersusun dari
partikel kecil yang disebut atom.
b. Atom digambarkan
sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang
identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
c. Atom dari satu unsur
dapat bergabung dengan atom dari unsur lainnya untuk membentuk senyawa.
d. Atom
tidak dapat diciptakan, dibagi menjadi partikel yang lebih kecil, atau
dihancurkan. Reaksi hanya mengubah susunan atom-atom.
Teori atom Dalton memiliki kelemahan, misalnya
kesalahan menentukan rumus molekul air sebagai H2O sehingga tidak
sesuai dengan data percobaan. Pernyataan semua atom dari unsur yang sama adalah
identik ternyata salah. Hal ini diketahui setelah penemuan isotop unsur.
Pernyataan bahwa atom tidak dapat dibagi, diciptakan, atau dihancurkan juga
salah. Hal ini diketahui setelah penemuan reaksi inti. Dalton juga membuat
lambang unsur kimia supaya mudah untuk mengingatnya. Namun, semakin
bertambahnya jumlah atom yang ditemukan menyebabkan lambang-lambang yang dibuat
oleh Dalton sukar untuk diingat sehingga lambang tersebut tidak digunakan lagi.
Gambar 1.1 Model Atom Dalton seperti Bola Pejal
2. Model Atom J. J. Thomson
Pada tahun 1897, J. J. Thomson menemukan
adanya elektron dalam atom melalui percobaan menggunakan tabung sinar katoda.
Thomson menyatakan “atom merupakan awan yang bermuatan positif. Pada tempat
tertentu di dalam awan tersebut terdapat elektron yang bermuatan negatif”. Penggambarannya
sama seperti kismis dalam roti kismis. Jumlah muatan positif sama dengan jumlah
muatan negatif sehingga atom bermuatan netral. Teori atom Thomson diketahui
kurang tepat setelah penemuan inti atom oleh Rutherford. Muatan positif tidak
tersebar sebagai awan, tetapi berada pada inti atom yang sangat kecil.
Gambar
1.2 Model Atom Thomson seperti Roti
Kismis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar